Been busy here, mostly working and napping hehe. Now I'm thinking about writing the rest of his post in Bahasa or in English because I'm trying to block some people from knowing what I've been up to while at the same time I need others to keep up LOL. So yeah Bahasa, that is.
1. Ada orang baru yang pindah ke rumah
Sebelumnya hanya ada lima orang di rumah: S dan saya, sepasang lesbian Hongkong yang sangat murah hati dan laki-laki penjaga rumah yang sering merasakan kemurahan hati mereka: sebut saja Markucel, 36 tahun. Markucel yang mengaku duda 3x dan mempunyai bayi berumur 6 bulan dicomblangi oleh istri bosnya sama seorang gadis Tiongkok utara yang bernama Markonah, 29 tahun. (duh sorry banget deh atas referensi Jawa Pos yang kelewat jelata. Kangen tauk udah beberapa bulan gak baca itu!) Setelah chatting-chatting dari pagi sampai malam, di minggu ke 8 Markucel memutuskan untuk pulang ke Tiongkok dan menikahi Markonah. Singkat cerita, Markonah yang berwajah mirip Asri Welas versi Asia Timur ini pun diboyong ke Geraldton walaupun tidak bisa berbahasa Inggris. Dua orang lovey dovey itu pun hidup bersama walau baru kenal dua bulan. Markonah terbukti mampu mengubah Markucel yang sebelumnya sangat frugal. Jika sebelumya Markucel hanya makan makanan yang didapat dari restoran tempatnya bekerja, kini Markucel tahu nikmatnya ngemil anggur dan granola bar malam-malam. Jika sebelumnya kulkas Markucel kosong melompong, kini kulkas kami pun ikut kesumpelan bahan-bahan makanan eksotis* sebangsa akar teratai beku, acar rebung maupun tulang belulang babi.
2. Berkali-kali masuk angin
Spring datang terlambat tahun ini, kata banyak orang. Memasuki bulan September, seharusnya suhu udara mulai naik pelan-pelan. Tapi enggak, seminggu pertama bulan ini masih dingin banget. Minggu kedua barulah kami kegerahan sambil kibas-kibas ketek yang keringetan dan serius lah panasnya gak becanda. Suhu di luar rumah mungkin sekitar 30 derajat --bisa jadi lebih panas dari kampung halaman saya di Tlogomas karena Malang selalu berawan, sedangkan langit Geraldton biru sejadi-jadinya kayak layar tivi lawas kalo dipencet AV. Mobil kami rusak pula pendingin udaranya, so expect getting in feeling like you habis diababi naga. Sementara itu, hampir tiap siang S dan saya kerajingan belanja di Coles yang mana aisle nya dingin banget kayak mantanmu waktu minta putus. Tiap keluar dari Coles, S dan saya kayak balapan, dulu-duluan mengucapkan kalimat itu...
"Aduh aku kok pusing ya..."
Lalu malamnya kami ditemukan teronggok gak berguna di kamar, saling mengerok leher dan punggung satu sama lain. Di rumah kami yang isinya orang Asia yang tau semua soal kerokan, gak akan ada yang nanya kenapa leher kami bisa ungu-ungu gitu. Pandangan mata penuh tanda tanya dan dugaan cabul mulai dialamatkan ketika kami kerja, atau belanja, atau apalah yang melibatkan ketemu bule. Kemungkinan tersopan: ditanya "Are you alright?" dengan wajah penuh kekhawatiran. Kemungkinan tertidaksopan: dituduh "Is that hickey?" sambil senyum-senyum mesum.
3. Too much of everything is never good
Saya denger kabarnya untuk hidup jadi karnivora di Indonesia sekarang mahal biayanya. Daging tiba-tiba langka dan harganya meroket. Tukang bakso mungkin bisa mempertimbangkan untuk pindah ke Ostrali aja. Di sini daging murah pake banget dan suami saya ternyata suka sekali sama steak ngaco buatan saya (yang bumbu perendamnya melibatkan jus kiwi dan rosemary yang dapet dari iseng mrunthes di depan kantor polisi di Marine Terrace--murni iseng dan gak ada niat vandalisme walau sejatinya juga kami punya tanaman rosemary di belakang rumah). Dua minggu terakhir itu jadilah diet kami hanya muter di sekitaran steak rare, medium dan welldone. Sekitar 3 hari lalu, saya masak sekilo daging dan habis saat itu juga. Malemnya saya mulai sendawa-sendawa terus --dan sendawanya itu bikin saya mual karena ada hint aroma rosemary dan daging dan tumis timun dan kentang tumbuk yang saya makan sebelumnya. Kira-kira tengah malam saya mulai huek huek tidak terkendali di toilet dan keluar semua jejak ketamakan makan malam saya waktu itu. Berwajah pucet pasi dan ingusnya beleleran, saya malah dituduh hamil sama S -___-
4. Mimpi Buruk kayak adegan sinetron itu ada
Pada masih inget kan adegan Bella Swan yang mimpi buruk teringat si vampir ganteng terus bangun kaget sambil teriak histeris? Kalian pikir itu cuman film? Kalian pikir gak mungkin orang bisa sedramatis itu kalo mimpi buruk? Semalam sebelum tragedi kebanyakan makan steak, hal itu terjadi sama saya. Jadi ceritanya kamar kami ini gelap gulita banget kalo lampunya dimatiin karena bener-bener gak ada sumber cahaya lain dari dalam maupun luar rumah. Malem itu sumpah dingin banget sampe saya susah tidur. S sih udah ngorok duluan. Sejam dua jam akhirnya saya ngantuk juga dan S terbangun lalu nyelimuti saya dobel pake 2 helai selimut karena males nyalain pemanas ruangan. Nah, saya gak tau beberapa menit, atau bahkan berapa jam setelah saya diselimuti itu, yang jelas dalam tidur, saya merasa berada di bawah lapisan kain ketat dan gelap dan saya gak bisa menemukan jalan keluar dari dalam situ. Lama-lama saya merasa tercekik dan gak bisa nafas sampe akhirnya saya teriak manggil suami saya untuk menyelamatkan saya. Pada bagian itu ternyata saya gak cuman teriak dalam mimpi, tapi teriak beneran. S langsung bangun dengan panik lalu melepas selimut yang saya pakai. Saya pernah mimpi mati, dikejar setan bahkan kehimpit kapal sandar sebelumnya; tapi gak ada yang semengerikan ini. Rasa tercekiknya bener-bener nyata dan saya pun bangun dalam kondisi ngos-ngosan. Paling sialnya, S bilang pas saya bangun itu dia merasa dilewati bayangan besar yang lebih gelap dari kegelapan kamar kami yang udah gelap itu. Padahal serius deh saya gak pernah lupa berdoa sebelum tidur. Moral cerita? Gak ada. Cuman sekarang saya gak pernah lagi ke kamar mandi sendirian biarpun di siang bolong.
No comments:
Post a Comment