Sunday, March 27, 2016

Biaya Menikah Tanpa Resepsi

Dari beberapa entry di blog ini, saya lumayan kaget dengan banyaknya jumlah pembaca yang sudah mengunjungi pos saya tentang menikah tanpa resepsi. Sejujurnya awalnya saya GR karena merasa dikepoi, tapi lama-lama baru sadar kalo bulan-bulan ini ternyata memang lagi musim kawinan hehehe. Seperti saya dulu, mungkin banyak yang sedang menjajaki kemungkinan untuk melangsungkan pernikahan dengan hanya memenuhi rukun-rukun nikah secara agama tanpa berniat menjalani panjang dan melelahkannya prosesi adat yang lain

Pernikahan sering jadi agenda mahal memang. Dari pengamatan bertahun-tahun, saya tahu bahwa  sebuah pesta perkawinan yang dianggap lumrah untuk saat ini akan menelan biaya setara dengan harga sedan non-low cost baru sebangsa Yaris atau Vios. Jika kamu punya privilege untuk beranggapan bahwa itu bukanlah nominal yang besar, alhamdulillah dan selamat! Saya ikut bahagia karena kamu diberkahi pekerjaan yang sangat bagus. Namun jika kamu seperti kami ini yang masih pelan-pelan menabung demi hidup yang lebih baik -- tanpa bermaksud mengecilkan rasa syukur -- maka jumlah itu hmmm mayan gede juga yak hehehehe.

Terlepas dari orangtua-orangtua yang mapan dan gigih ingin membiayai, saya pun paham bahwa di usia sepantaran kita ini, keinginan untuk berdikari memang meluap-luap. No fancy wedding party, please. Yes I've been there. Tapi kita gak usah lah berasumsi tentang alasan orang yang hanya ingin menikah dengan akad saja tanpa resepsi. Selama tidak ada yang benjut dan kesambit, saya rasa perlu kita kembalikan semua keputusan untuk menjalankan apa yang dianggap cukup dan baik kepada pihak-pihak yang menjalankannya. Gak perlu terlalu kepo dan berprasangka. So, let me shed some light bagi jiwa-jiwa yang tersesat di Google dalam mencari tahu berapa biaya yang harus keluar untuk menikah tanpa resepsi hohohooo.

Baca juga
1. Tips Liburan Murah ke Bali bagian 1
2. Tips Liburan Murah ke Bali bagian 2
3. Tips Liburan Murah ke Bali bagian 3
4. Tips Liburan Murah ke Bali bagian 4
5. Tips Liburan Murah ke Bali bagian 5


Hal terpenting untuk melangsungkan pernikahan dalam Islam sebetulnya cuman calon pengantin, wali pengantin perempuan, saksi, mas kawin plus ijab. Supaya diakui negara, ya kudu dicatatkan ke KUA. Boleh aja sih gak dicatet ke KUA, cuman nanti kalo ada ada anak yang lahir, emang dikau siap lahir-batin punya anak yang akta lahirnya cuman "anak ibu" gak ada "anak bapak"nya? Nah selain yang udah disebut, sisanya mah tempelan. Perkara katering, undangan, sound system bla bla bla itu adalah ad-ons.

Disclaimer: Sesungguhnya biaya akad kami ditanggung 100% oleh orangtua saya, jadi ya mohon maaf kalo saya nggak ngasih jumlah eksaknya. Selain karena gak elok, aslinya saya juga gak inget-inget banget persisnya hehe maafkan.

Oke yuk kita mulai dari yang paling krusial, yaitu si..........

1. KUA (Rp 0-600.000) + biaya penghulu (seikhlasnya)

Pencatatan pernikahan di KUA sendiri sebetulnya gratis dengan syarat ijab kabulnya dilaksanakan di gedung KUA setempat. Kalo kita berharap penghulunya datang ke venue acara, kita wajib bayar 600ribu rupiah melalui bank yang ditunjuk. Saya pilih ijab kabul di rumah aja lah biar kayak sinetron. Konsekuensinya, selain bayar 600ribu kita kasih duit juga lah sama penghulunya. Itu semacam konvensi tidak tertulis gitu.

2. Suntik tetanus (20.000-100.000) 

Pemerintah Indonesia mewajibkan kita melaksanakan imunisasi tetanus mandiri di puskesmas/RS dan melampirkan struknya sebagai salah satu dokumen persyaratan nikah ke KUA. Berhubung saya agak apatis sama yang namanya imunisasi apapun, saya gak melakukan persyaratan bagian itu. Teknisnya gak etis kalo saya beberkan di sini, tapi saya punya struk foto thoraks sebagai persyaratan visa dari RS Mitra Kemayoran dan kalian tahulah anak jaman sekarang pada pinter Photoshop :)

3. Katering (sejutaan sampai puluhan jutaan)

Nah ini adalah bagian yang saya paling gak bisa ngasih angka pasti karena standar setiap orang pasti berbeda. Soal makanan untuk akad banyak opsinya: bisa masak sendiri, bisa pesan katering, bisa juga kombo masak sendiri + katering.

Untuk keperluan sharing saja: waktu itu ibu saya memutuskan untuk pakai katering Sonokembang 150 porsi plus beberapa menu termasuk jajanan untuk kotak-kotak yang dibawa tamu pulang yang dibeli terpisah di penyedia katering lain. Jujur yah, katering Sonokembang ini mahal dan beberapa rasa menunya gak masuk akal. Kami memutuskan untuk tetap menyewa dia karena mbak-mbak marketingnya baik, ada food testing dan yang paling penting, semua peralatan makan dan panci-panci penyajiannya disediakan oleh mereka.

4. Sound system (500.000-2000.000)
Tergantung kualitas dan ukuran sound systemnya, biaya sewanya pun bervariasi. Karena saya gak akad di gedung, waktu itu kalo gak salah sih kami cuman menyewa dua buah pengeras suara dan tetek bengeknya yang gak lebih mahal dari sejuta. Kalo venue nikahannya lebih besar, jelas biaya akan semakin mahal. Kabar baiknya, biasanya ada vendor-vendor persewaan tenda yang menggratisi biaya sound system jika kalian menyewa tenda dengan nominal tertentu.

5. Tenda dan Kursi (jutaan sampai puluhan juta)
Tenda ini juga hitungannya per meter, jadi biayanya bisa bervariasi banget. Untuk keperluan sharing aja, waktu itu kami pakai tenda biasa dari vendor Sarangan dengan ukuran space di mana tenda berdiri sekitar 3 x 15 meter dengan biaya yang gak lebih dari 7 juta rupiah. Izin curcol ya... Sebetulnya waktu itu bisa saja tendanya dimajukan 3.5 meter lagi hingga menutupi seluruh badan jalan di depan rumah orangtua saya. Implikasinya, kendaraan gak akan bisa lewat. Masalahnya adalah 6 bulan sebelumnya kami pernah dapat kesulitan besar gara-gara orang kawinan yang menutup jalan kayak gitu. Jadi waktu itu seluruh kota lagi macet banget dan suami saya keburu harus berangkat ke Bali, eh sempet aja orang nutup jalan poros demi kawinan doang. Suami saya hampir batal berangkat ke Bali akibat kejadian itu, sampe gak sadar saya jadi nyumpahin mantennya yang enggak-enggak. Okelah jadi itu pelajaran untuk kami supaya kalo nikahan gak usahlah pake acara nyetop jalan, biar gak disumpahin yang enggak-enggak sama orang yang terdholimi gara-gara perjalanannya terganggu.

6. Undangan (100.000 - 500.000)
Undangan adalah bagian dari pengeluaran nikah tanpa resepsi yang paling bisa ditekan. Bahkan jika diserahkan ke tangan profesional pun, harganya gak akan terlalu mahal (asal bukan karton mewah kayak undangan resepsi ya). Awalnya udah niat ngasih ke mas-mas percetakan aja karena estimasi biayanya pun gak terlalu gede. Tapi setelah mencermati isi undangan jaman sekarang yang pada gak koheren dan gak sesuai EYD, saya kok jadi geregetan ya? Mana isi satu undangan dan lainnya itu plek-ketiplek dan mas-mas percetakannya methentheng ae katanya gakpapa isinya kayak gitu karena gak akan ada orang yang repot-repot memperhatikan. Lah ini guweh memperhatikan! Salah berjamaah kayak gitu yang akhirnya membuat saya memutuskan untuk mengetik sendiri isi undangan akad saya, alih-alih nyontek undangan lain. Jadi ya... undangan saya akhirnya hanya berupa HVS warna yang diperbanyak di mas-mas fotokopian.

7. Seserahan dan Mahar (tidak bisa diestimasi)
Soal seserahan, saya udah pernah cerita panjang kali lebar di sini. Soal mahar saya juga pernah cerita di sini. Intinya, saya gak mau mewah-mewahan di departemen seserahan karena seserahan itu bukan rukun nikah. Jika harus membaguskan sesuatu, kami akan pilih mahar karena mahar adalah salah satu rukun nikah. Hadith mengenai wanita yang paling baik adalah wanita yang maharnya paling mudah tidak berani kami tafsirkan sebagai dispensasi memurah-murahkan mas kawin karena saat itu kondisi kami mempu untuk mengusahakan sesuatu yang lebih baik dari sekedar murah. Cuman yah, pemikiran orang itu beda-beda. Saya gak perlu meyakinkan orang agar ikut meyakini apa yang saya yakini. Jadi soal seserahan dan mahar, biarlah menjadi urusan yang berkepentingan aja yaa :)

8. Bunga dan Dekorasi (5000.000-10.000.000 tapi saya gak pake)

Kembali lagi ke tujuan menikah tanpa resepsi: menghindari sesuatu yang terlalu fancy. Entahlah kenapa saya menganggap waktu itu intuk menyewa orang buat urusan bunga dan dekorasi malah mengkhianati (@$^%&^&^%**) tujuan tersebut. Saya bersama ibu dan tante saya udah sempat nego sama pemilik vendor dekorasi yang berbasis di Sawojajar yang lumayan populer di Malang.

Ibu saya udah oke dengan harga 7 juta untuk tembok berukuran sekitar 3x4 meter tapi saya masih mikir-mikir. Kembangnya warna apa? Mau ditaro di mana? Kalo kawinannya udah kelar terus kembangnya buat apa? Iya, saya emang manten kakean pikiran. Ujung-ujungnya saya batalin sendiri deal sama vendornya and I ended up having a wedding without even a flower bouquet. 


9. Baju Pengantin (2000.000-3.000.000)

Saya suka mikirin bahwa saya akan mendesain sendiri baju pengantin saya waktu itu. Makanya, di saat dekor aja saya batalkan sepihak, khusus baju manten kudu jalan terus. Bahan bajunya saya beli di toko kain Citra di Embong Arab. For the sake of sharing, harga brokat untuk atasannya 900ribu, kain glitternya 1.2 juta, bahan tulle nya 120ribu. Saya inget persis semua harganya karena emang semua saya pilih sendiri.

Dengan waktu semepet itu, kami berhasil menemukan penjahit bagus di belakang Unisma yang ternyata dulunya bertetangga sama nenek maternal saya. Gaunnya selesai dalam 7 hari setelah beberapa revisi minor dengan biaya 700ribu rupiah. Jelas bukan gaun pengantin paling mewah dan cantik yang pernah kalian lihat, tapi saya suka sekali gaun ini soale ini bukan gaun sewaan yang suka bikin saya bergidik tiap mikirin bagian keteknya hihihi.


10. Perias Pengantin (1000.000-gak terbatas)

Soal riasan, saya juga gak terlalu picky waktu itu karena muka saya alhamdulillah gak jelek-jelek banget jadi gak banyak yang kudu ditambal hahahaha. Becanda ah. Waktu itu sejatinya udah terlalu mepet untuk ngurusi soal riasan, jadi basically saya akan terima usul siapapun yang mau nganter saya langsung ke periasnya.

Tante saya dengan baiknya nganter saya ke Bu Ida yang ternyata rumahnya cuman selemparan jumroh dari kantor ibu saya di Kelurahan Jatimulyo. Biayanya waktu itu murah aja kok, 1.5 juta Edit: sepertinya waktu itu cuman 1.25 juta setelah diinget-inget lagi . Itu termasuk baju suami untuk suami saya yang ajaibnya matching anet sama gaun pengantin saya dan melati-melatian mistis yang dipake buat ngalungin suami saya pas pertama dateng ke rumah gitu.


Fiuuuuhh panjang kali. Ya pokoknya di sekitaran itu deh ya biaya nikah tanpa resepsi: bisa kurang banyak atau bahkan lebih banyak. Intinya sih tergantung budget dan keperluan aja. Gak perlu memaksakan hanya karena khawatir dikometarin orang. Saya aja cuek bebek nungging walaupun banyak dikomentarin gara-gara kawin gak resepsian hahahaha... Bodo amet lah. Hidup mah gak usah kebanyakan gengsi daripada sok-sok nurutin gengsi ujungnya nyungsep. Anyway, selamat ya buat yang pada mau nikahan! Gak kerasa udah musim kawin lagi aja tahun ini...

1 comment:

valoravails said...

No Deposit Bonus Codes | DrmCDC
Learn how to get 의정부 출장샵 free coins when you use 광주 출장샵 No 영주 출장샵 Deposit 공주 출장안마 Casinos 속초 출장안마 at no deposit casinos. to try out the best no deposit bonus codes available online.